Nilai bonus kepada para atlet tersebut disesuaikan dengan jumlah medali yang diterima, serta level event yang diikutinya. Semakin banyak medali, dan semakin tinggi level yang diikuti maka akan semakin besar bonus yang akan diterimanya.
Bonus paling besar diterima oleh Sabri, sebesar Rp. 71.722.000. Atlet panjat tebing andalan Kabupaten Nunukan tersebut berhasil meraih 9 medali, yang terdiri dari 3 medali emas dan 1 perak pada ajang Kejurda Panjat Tebing Kaltim 2013, medali perunggu Kejurnas Kelompok Umur Ke-VIII di Lombok, medali emas Kejurnas Panjat Tebing Junior Piala Menteri Olahraga di Samarinda, medali emas Kejuaraan Asiant Youth Championship di Surabaya, medali emas (beregu) Kejurda Panjat Tebing Kalitim di Nunukan dan medali perunggu Kejurda Panjat Tebing Kaltim di Nunukan.
Selanjutnya, atlet yang memperoleh bonus terbesar adalah Isna Suryani, atlet kempo yang meraih medali perak di Sea Games di Myanmar tersebut mendapatkan bonus sebesar Rp. 60 juta, selanjutnya Alberto Agustin, atlet panjat tebing sebesar Rp. 56.436.000.
Di kalangan pelatih, yang memperoleh bonus adalah pelatih panjat tebing mendapatkan bonus sebesar Rp. 66.400.000, taekwondo Rp. 10.600.000, kempo Rp. 17.772.000, tenis lapangan Rp. 5.875.000, karate Rp. 10 juta, silat Rp. 5.500.000, dan drumband Rp. 2.572.000. Secara keseluruhan, cabang olah raga yang menerima bonus adalah cabang olahraga panjat tebing sebanyak 8 orang, kempo 5 orang, tenis lapangan 5 orang, karate 3 orang, taekwondo 14 orang, pencak silat 1 orang, drumband 1 orang, dan anggar 1 orang.
Bupati Nunukan dalam kesempatan itu mengakui bahwa nilai bonus tersebut masih jauh dari harapan para atlet. Namun, ia berharap kekurangan itu tidak mengurangi keinginan para atlet untuk terus berlatih dan bersikap professional. “Kunci sukses olahraga itu ada 3, yaitu latihan, latihan, dan latihan. Tidak ada yang lain,” kata Basri
Post a Comment